Selamat Datang

SELAMAT DATANG

Media Komunikasi Pendidikan Anak Usia Dini


Minggu, 13 November 2011

Mengoptimasi Periode Emas Anak Melalui PAUD

Oleh: Bunda PAUD Shinta, Eni Hidayati
Anak usia dini menurut berbagai kalangan pakar psikologi anak dinyatakan tengah berada dalam periode emas. Mengapa? Menurut hasil penelitian, periode emas perkembangan otak anak terjadi sejak trimester ke-3 kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Dan, sejak lahir anak memiliki 100 milyar sel otak. (Upledger, J., A. Brain is Born, 1999).
Namun kecerdasan anak tidak ditentukan oleh banyaknya sel otak, melainkan jumlah terjadinya hubungan antar sel otak yang disebut dengan sinapsis. Berinteraksi dan perhatian yang cukup dari orang dewasa akan menstimulasi otak anak, sehingga menyebabkan sinapsis tumbuh dan memperkuat hubungan antar sel otak. Saat dilahirkan, sebagian sebagian besar sel otak anak sama sekali belum terhubung dalam jaringannya. Membentuk dan memperbuat hubungan antar sel otak merupakan tugas awal yang dalam proses perkembangan otak (Leaflet Anmum: 2008).
Anak-anak ibarat tanaman yang masih muda, sehingga dapat dibentuk dan bertumbuh menjadi tanaman yang indah. Sebab perkembangan imajinasi anak, bila dicermati sangat luar biasa. Karena itulah kebiasaan dari orang-orang di sekitarnya, misalnya suka memberi pertolongan atau memberi perlindungan secara berlebihan, justru akan membunuh kreatifitas anak itu sendiri.
Seorang anak tidak boleh didefinisikan sebagai manusia berukuran kecil, kemudian boleh diperlakukan apa saja sekehendak hati orang tuanya. Anak juga subyek hidup layaknya manusia lain yang memiliki serangkaian hak, minimal hak untuk memperoleh perlindungan, kecukupan sandang serta pangan, dan yang terpenting hak memperoleh pendidikan yang layak.
Ujung dari pendidikan anak adalah membentuk karakter. Dan, pembentukan karakter anak pada usia dini yang paling urgen adalah melalui contoh dan keteladanan dari subyek yang paling dekat dengan dirinya, yakni kedua orang tuanya. Setelah itu, berurut adalah contoh-contoh keteladanan anggota keluarga yang lain (seperti tingkah laku kakaknya), lalu pendidiknya (guru), berikutnya adalah lingkungan sosialnya sehari-hari.
Hakikatnya, anak-anak adalah calon pemimpin di masa yang akan datang. Sebab itu sudah selayaknya mendapatkan pendidikan, paling tidak tingkat pendidikan yang lebih daripada tingkat pendidikan orang tuanya. Agar pada masanya nanti tatkala sudah dewasa ia tidak disebut sebagai “manusia kadaluarsa”.
Sebagai muslim, kita wajib meneladani bagaimana Rasulullah Muhammad Saw dalam hal mendidik anak. Bahkan banyak riwayat-riwayat Alhadist yang menceritakan, bagaimana kedudukan dan menjadi orang tua yang benar menurut ajaran Islam. Termasuk bagaimana pula strategi orang tua menumpahkan kasih sayang kepada anak-anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar